Senin, 29 Agustus 2016

USE-CASE dengan DFD

Model itu representasi sesuatu yang diwakilinya. DFD, Object itu termasuk model untuk mencoba menggambarkan, apa yang dialami data, apa yang dilakukan proses di dalam komputer. Kenapa harus pakai model ? Lah, software eta anu barang ghaib, pan teu tiyasa di-to'ong ku panon jelma ? Kalau kita mengintip ke dalam kotak komputer atau laptop, yang terlihat cuman chip-chip elektronik. Si softwarenya kemana ? Salah satu ciri dari model harus komunikatif. Harus bisa menyampaikan idea dari seseorang ke orang lainnya yang bekerjasama, atau yang sedang ditawari agar mau membeli si ghaib. 

Untuk komunikatif, harus pakai standar yang sudah disepakati banyak orang. Kepada calon pembeli, si software eta bisa gini, bisa gitu, nah itu cukup list fungsional saja. Modelnya sebaiknya sederhana saja, disertai penjelasan yang gamblang. Tapi kepada perajin yang disebut programmer, ya harus lebih rinci dari sekedar fungsional. Ada yang cukup dengan alur aliran data melewati proses, ada juga yang harus lebih njelimet, lebih teliti sampai kepada perubahan state-nya. Ada yang harus di-kotak-kotak dulu, dalam bentuk beberapa diagram kontek (namanya juga kontek, jadi ya harus kontekstual, supaya fokus kelompok fungsional dapat lebih tajam, dan bisa diselesaikan.) Ada juga yang harus bisa mengintegrasikan beberapa konteks pekerjaan si ghaib. Nah, kalau sudah menyebut integrasi alias kompleks alias rumit, bagaimana memodelkan struktur relasi antara diagram konteksnya (itu kalau kalau pakai DFD). 

Atau adakah hubungan antara usecase aplikasi ghaib yang satu, dengan use case aplikasi yang lain ? Bagaimana hubungan antara aplikasi yang dikerjakan oleh suatu team work ? Ini modelnya jarang ada contohnya yang bisa di copy paste.Karena untuk porsi mahasiswa, diberi satu diagram konteks atau satu use case saja sudah mabok. Layer analisis yang lebih tinggi, jarang dibahas. Sehingga tumbuh suatu dogma, bahwa bikin aplikasi itu harus dimulai dari satu use case atau satu diagram konteks. Untuk yang lebih kompleks, jarang yang berlatih. Kalau maksa, si ghaib yang kompleks dipaksa dimodelkan dengan satu unit diagram use case. Sehingga bentuknya seperti rambutan, eh maksudnya seperti kelengkeng, meureun. Mau bacanya berangkat dari mana. di akhiri dimana. Atau pakai Power Designer bajakan, maksa dimodelkan pakai satu Diagram Konteks, sehingga bentuknya seperti Chip elektroniknya MikroProsesor. he he.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar